PEMUDA BERGERAK
“Beri aku seratus orang tua maka kan ku cabut
semeru dari akarnya dan beri aku sepuluh pemuda maka akan ku goncangkan dunia”
kalimat ini pernah diucapkan oleh presiden pertama RI sebagai bapak proklamator
Ir. Soekarno dan sampai saat ini masih menggetarkan jiwa. Dari kalimat tersebut dapat kita pahami bahwa peran pemuda begitu
besar dalam hal apapun. sebagai contoh pada tahun 1998 para pemuda dan para
aktivis mahasiswa bersatu untuk melengserkan pemerintahan orde baru untuk
merevolusi sistem pemerintahan yang lebih pro rakyat dan usaha para pemuda ini
pun dianggap
berhasil dan mampu melengserkan pemerintahan orde baru.
Persatuan Pemuda-pemudi Rejosari
atau disingkat PAPPER merupakan sebuah organisasi kepemudaan yang berada di
dusun Rejosari Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Organisasi ini diketuai
oleh Prayoga Kusuma dan wakilnya Inderanata dengan anggotanya sekitar 50 orang
termasuk beberapa pengurus.
Ada banyak sekali program kerja
(prokja) yang disusun oleh para anggota kepemudaan ini. Kegiatan yang baru saja
dilaksanakan ialah membuat kolam lele, menanam ubi, dan menanam serai. Hal ini
dilakukan karena para anggota PAPPER sadar akan kebutuhan organisasi yang tidak
bisa hanya mengandalkan iuran kas bulanan untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
Maka dari itu mereka berfikir untuk membuat suatu hal yang bisa menambah debit
kas mereka.
Belum lama ini mereka mencoba untuk
menanam serai dan ubi kayu dengan harapan agar pada saat panen nanti bisa
dijual. Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong swasembada mulai dari
membersihkan rumput sekitar lahan sampai menanam ubi dan serai tersebut.
Para pemuda Rejosari bergotong
royong menanam ubi kayu
Selang beberapa minggu mereka
mempunyai ide baru untuk membuat kolam lele yang juga dikerjakan secara gotong
royong. Mereka membeli bibit dan membeli pakan dari kas yang ada. Kolam dibuat
yang dibuat berukuran 3x5 meter dengan alas terpal. Air kolam didapatkan dari
parit di dekat kolam yang kadang-kadang mengalir karena ada orang yang membeli
air untuk mengairi sawah.
Kolam
sederhana yang dibuat oleh para pemuda Rejosari
Kendala-kendala usaha yang dihadapi
dalam wawancara penulis kepada salah seorang anggota pemuda diantaranya karena
ini bisnis bersama mereka masih takut-takut apabila nanti banyak ikan yang
mati, belum ada mitra yang diajak bekerjasama untuk membeli hasil panen ikan
dan hasil tanaman yang sesuai dengan harga pasar. Biasanya didatangi tengkulak
dengan harga yang murah sehingga hal ini membuat ragu-ragu/ takut jika nantinya
akan rugi dan modal usaha yang relatif kecil nominalnya sehingga bisnis yang
dijalankan hanya dalam skala kecil. Para anggota juga menyambut antusias jika
nanti ada yang mau mengajari mereka untuk belajar berbisnis, membibitkan lele
atau jenis ikan lainnya.
Yogyakarta,
17 September 2015
Noverando
Deni P P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TRIMAKASIH